Klarifikasi yang disampaikan Amerika Serikat (AS) terkait penolakan terhadap kedatangan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dapat sedikit menyingkap kebijakan negara adidaya tersebut terhadap Indonesia. Bagi AS, Indonesia tetap menjadi negara yang berbahaya sehingga pejabatnya, terutama dari kalangan militer, harus dicurigai!
Pernyataan juru bicara Penjaga Perbatasan Amerika Serikat atau Customs and Border Protection (CBP) USA, Daniel Hetlage dan juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika (DHS) Dave Lapan dengan gamblang mempertegas indikasi jika selama ini Jenderal Gatot termasuk individu yang mendapat perhatian “khusus”. Buktinya, begitu mendapat kabar Gatot akan ke AS, CBP langsung beraksi dan menghubungi Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk “memeriksa” Gatot sebelum mendarat di AS. Menurut Dave, seperti dikutip kompas.com (25/10/17) dari VOA, Kedutaan Besar AS di Jakarta telah memberitahu Mabes TNI. Isinya karena alasan keamanan maka setiba di bandara Gatot akan diperiksa terlebih dahulu sebelum naik pesawat.
Fakta ini menjadi bukti AS telah mengamati Jenderal Gatot dan menganggapnya “berbahaya” sehingga ketika akan berkunjung harus menjalani pemeriksaan. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana seorang jenderal yang membawahi ratusan ribu pasukan bersenjata dari sebuah negara besar seperti Indonesia “digeledah” dan diinterogasi oleh prajurit penjaga perbatasan. Padahal selain Panglima TNI, Gatot juga memegang paspor diplomatik, dan keberangkatannya ke AS atas perintah Presiden untuk menghadiri undangan Pangab Amerika Serikat Jenderal Joseph F. Durford, Jr.
Di mana rasa hormat AS terhadap Indonesia yang katanya mitra strategis? Meski belakangan pihak biaya cukai dan CBP AS mencabut larangan kedatangan Gatot dan menyediakan tiket dengan pesawat lain, hal itu tidak mengurangi kekecewaan kita. Titik poinnya adalah, mengapa Jenderal Gatot perlu menjalani pemeriksaan? Sebab tidak semua orang yang berkunjung ke AS diwajibkan menjalani pemeriksaan demikian. Terlebih ini bukan kunjungan pertama. Artinya, pemeriksaan terhadap Gatot bersifat khusus karena mungkin CBP menerima info negatif semisal ada peristiwa pelanggaran hukum internasional yang melibatkan dirinya. Nah, info apa yang telah diterima CBP? Ini yang harus dijelaskan, bukan sekedar mengatakan persoalan sudah selesai karena AS sudah meminta maaf sebagaimana disampaikan juru bicara Kemenlu AS, Heather Nauert
Mengapa demikian? Beberapa pejabat negara yang pernah ditolak AS umumnya memiliki catatan kurang baik di mata AS. Hal ini sesuai Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan AS di mana pejabat pemerintah asing yang bertanggung jawab atau terlibat langsung, terutama terkait pelanggaran berat kebebasan beragama dilarang masuk ke AS. Sebut saja Narendra Modi saat menjabat sebagai Menteri Utama negara bagian Gujarat pada 2005, Narendra pernah Modi dilarang masuk AS tanpa disertai alasan yang jelas. Setelah Modi terpilih menjadi Perdana Menteri, pemerintah AS mencabut larangan tersebut.
Ada juga Hamid Aboutalebi. Dikutip dari rilis.id (23/10/17), pada 2014 lalu, Hamid Aboutalebi sebagai utusan Iran untuk PBB dilarang masuk Amerika. Hal itu lantaran perannya sebagai penerjemah bagi militan yang menyerang Kedutaan Besar Amerika di Teheran pada 1979, dan menahan 52 warga negara Amerika yang sandera selama 444 hari.
Kemudian Tarek William Saab. Presiden Dewan Moral Venezuela dan mantan Kepala Komisi Kebiajakan Luar Negeri Venezuela ditolak masuk ke AS pada tahun 2002. Saab ditolak masuk ke AS karena diduga memiliki hubungan dengan organisasi kriminal. Namun Saab membantah memiliki hubungan tersebut.
Demikian juga Kurt Wadheim yang merupakan diplomat dan politisi Austria. Mantan Utusan Khusus Australia, bersama sang istri, Elisabet dilarang masuk ke AS pada tahun 1987 karena memiliki hubungan dengan Nazi. Sementara Gerry Adams, politisi sayap kanan Irlandia sekaligus Presiden Sien Fien, beberapa kali dilarang masuk Amerika karena dianggap sebagai otak dari sejumlah kekerasan yang terjadi di Irlandia pada era 1990-an.
Tokoh-tokoh yang dilarang masuk AS tersebut, semuanya memiliki catatan hitam di mata AS. Lalu catatan atau kesalahan apa yang telah diperbuat Jenderal Gatot di mata AS sehingga sampai harus menjalani pemeriksaan khusus sebelum mendarat di AS? @yb
Sumber : Uc News